Manajer Chelsea Enzo Maresca sangat marah setelah sejarah tercipta di Liga Primer Inggris dengan keputusan tidak mengeluarkan David Brooks atas tekelnya terhadap Marc Cucurella saat The Blues bermain imbang 2-2 dengan Bournemouth.
Bos Chelsea Enzo Maresca: “Saya sudah katakan berkali-kali, bagi saya, jika tidak ada niatan untuk mengambil bola, itu kartu merah”; Insiden David Brooks merupakan pertama kalinya dalam sejarah Liga Primer bahwa seorang wasit menolak tinjauan kartu merah setelah diarahkan ke monitor pinggir lapangan oleh VAR.
Dibawah ini FOOTBALL ASTRO akan memberikan informasi menarik yang pastinya harus Anda ketahui. Mari simak sekarang!
Saya Sudah Bilang, Itu Kartu Merah
Manajer Chelsea, Enzo Maresca, dengan jelas mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan wasit setelah insiden antara David Brooks dan Marc Cucurella dalam pertandingan melawan Bournemouth yang berakhir imbang 2-2.
“Saya sudah katakan berkali-kali, bagi saya, jika tidak ada niatan untuk mengambil bola, itu kartu merah,” ungkapnya dengan tegas. Insiden tersebut menjadi sorotan, karena ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah Liga Primer di mana seorang wasit menolak tinjauan kartu merah setelah diarahkan ke monitor oleh VAR.
Selama pertandingan, tampak Brooks membuat pelanggaran yang disoroti oleh VAR, di mana dia menarik rambut Cucurella dalam situasi off-the-ball. Wasit Robert Jones awalnya menunjukkan sikap tidak berkomitmen dan memberikan kartu kuning kepada Brooks, keputusan yang mengejutkan banyak pihak, terutama diri Maresca.
Sikap wasit ini menuai kritik dari Maresca dan para pemain Chelsea. Brooks terlihat beruntung tidak diusir keluar lapangan, karena tayangan ulang menunjukkan tindakan yang bisa dikategorikan sebagai brutal.
“Mereka harus menjelaskannya. Jika mereka memberi kartu kuning, itu berarti sesuatu telah terjadi,” tambah Maresca. Ia merasa sangat heran bahwa tindakan yang jelas-jelas berbahaya dinyatakan tidak berbahaya.
Reaksi Maresca semakin menguat saat dia menekankan bahwa tindakan Brooks seharusnya berujung pada kartu merah. “Tujuannya hanya untuk melawan Marc Cucurella. Menurut saya, itu kartu merah.
Semoga saja, kami bisa lebih beruntung dengan wasit di masa mendatang,” katanya. Kekecewaan ini tentunya mencerminkan harapan yang tinggi terhadap keadilan dalam keputusan wasit, terutama dalam pertandingan yang sangat ketat.
Gambaran Besar insiden
Kapten Chelsea, Reece James, juga berkomentar tentang insiden tersebut dan keputusan wasit. “Ketika wasit melihat monitor, maka itu bukanlah pertanda baik,” ujarnya. James menunjukkan bahwa dalam situasi seperti ini, hasil akhir pertandingan bisa sangat dipengaruhi oleh keputusan wasit.
Ia menambahkan, “Ada sisi positif yang bisa dipetik dari permainan ini, tetapi ada juga sisi negatifnya. Emosinya campur aduk.”
Insiden ini mengingatkan banyak pihak pada insiden sebelumnya di mana bek Southampton, Jack Stephens, diusir karena melakukan tindakan serupa. Ketika itu, VAR juga merekomendasikan untuk memeriksa tayangan ulang yang berujung pada pemberian kartu merah.
Dalam hal ini, perbedaan dalam keputusan menjadi sorotan, menyoroti inkonsistensi yang sering kali ada dalam penegakan aturan di Liga Primer.
Meskipun Chelsea hanyalah meraih hasil imbang, Maresca mengungkapkan kebahagiaannya terhadap performa Reece James yang baru saja pulih dari cedera.
James mencetak gol di menit-menit akhir melalui tendangan bebas yang sempurna, sehingga menyelamatkan satu poin untuk timnya. “Dia pantas mendapatkannya setelah momen sulit dan itu memberi kami satu poin,” kata Maresca dengan antusiasme.
Gol tersebut merupakan pencapaian yang sangat berarti bagi James, yang telah berjuang keras untuk kembali ke performa terbaiknya setelah mengalami cedera hamstring berkepanjangan.
“Saya senang untuknya dan senang untuk kami. Targetnya sekarang adalah berusaha untuk tetap bugar hingga akhir [musim] dan dia akan membantu kami untuk bermain sesuai keinginan kami,” tambah Maresca.
Baca Juga: Nasib Marcus Rashford Bisa Mirip dengan Dele Alli
Ringkasan Pertandingan
Dalam analisis pasca-pertandingan, Maresca mencermati bahwa Chelsea sebenarnya tampil dominan di babak pertama. Mereka memiliki banyak peluang emas, dan seharusnya bisa menyelesaikan babak pertama dengan lebih baik.
“Mungkin salah satu babak pertama terbaik kami musim ini, cara kami bermain dengan bola dan tanpa bola. Kami menciptakan begitu banyak peluang,” ungkapnya.
Meskipun Chelsea unggul lebih dahulu melalui gol Cole Palmer, mereka gagal memanfaatkan keunggulan tersebut dan akhirnya tertinggal setelah Bournemouth menyamakan kedudukan melalui penalti Kluivert. Menurut Maresca, timnya seharusnya bisa mengakhiri babak pertama dengan skor minimal 2-0.
“Saat Anda bermain seperti itu di babak pertama, Anda harus bersikap klinis. Pertandingan sepenuhnya, seratus persen terkendali,” jelasnya. Namun, penurunan performa di babak kedua menjadi masalah yang harus dipecahkan oleh tim.
Mundurnya Chelsea setelah menit ke-50 menguntungkan Bournemouth, yang mampu memanfaatkan momen tersebut untuk mencetak dua gol. Kluivert dan Semenyo masing-masing memberikan kontribusi bagi tim tamu, yang terlihat lebih percaya diri dalam permainan setelah menyamakan kedudukan.
Maresca cukup tertekan dengan penampilan timnya di babak kedua, di mana mereka tidak sepenuhnya siap menghadapi tekanan dari Bournemouth. “Babak kedua setelah penalti, permainan berubah total. Kami sedikit tertinggal dan kami perlu memahami alasannya,” ujarnya.
Meskipun Chelsea tampaknya berada di atas angin di babak pertama, hasil akhir menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk mengendalikan permainan secara keseluruhan. Hasil imbang ini membuat Chelsea berada dalam kisaran kompetisi yang semakin ketat di Liga Primer, di mana mereka sudah tanpa kemenangan dalam lima pertandingan.
Harapan untuk Melihat Perbaikan
Menuju pertandingan berikutnya, Enzo Maresca bertekad agar tim Chelsea bisa tampil lebih solid dan konsisten. Dia menyadari bahwa meskipun mereka meraih beberapa hasil positif di babak pertama, semua itu harus ditopang dengan penampilan yang stabil sepanjang pertandingan.
“Kami perlu belajar dari kesalahan yang telah terjadi agar tidak terulang lagi di masa depan,” tegas Maresca, yang menyoroti betapa pentingnya perbaikan, baik dari segi taktik maupun mental.
Kembalinya Reece James setelah cedera menjadi angin segar bagi tim. Maresca yakin kehadirannya akan membawa dampak positif dan semangat baru. “Kami ingin segera kembali ke jalur kemenangan dan meraih hasil yang lebih baik di pertandingan selanjutnya,” sambungnya.
Dalam sepak bola, setiap keputusan yang diambil dan setiap hasil pertandingan menawarkan pelajaran berharga. Chelsea kini harus lebih fokus menghadapi tantangan yang ada di depan mereka, terutama dalam menjaga performa agar tetap konsisten.
Dengan tekanan dari berbagai sisi, mereka perlu menunjukkan kualitas permainan yang lebih baik untuk tetap bersaing di Liga Primer. Konsistensi adalah kunci agar Chelsea tidak tereliminasi dari persaingan di liga. Tim ini harus bekerja lebih keras, saling mendukung, dan memperbaiki kelemahan yang ada.
Diharapkan, semua ini bisa terwujud dalam pertandingan mendatang dan menjadikan Chelsea sebagai tim yang tak mudah dipatahkan. Kemenangan bukan hanya tentang skor, tetapi juga mengenai membangun kembali kepercayaan diri dan semangat juang dalam menghadapi setiap laga?
Buat kalian, jangan sampai ketinggalan mengenai informasi menarik dan terupdate seputar Sepak Bola.