Kemenangan telak Norwegia atas Israel dengan skor 5-0 di Oslo lebih dari sekadar hasil pertandingan. Suasana di stadion justru didominasi oleh aksi protes besar-besaran dari pendukung Norwegia terhadap operasi militer Israel di Gaza. FOOTBALL ASTRO, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Pengunjung stadion membentangkan spanduk berisi pesan-pesan politik, seperti “Free Palestine” dan “Biarkan Anak-Anak Hidup,” sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina. Bendera Palestina juga dikibarkan sesaat sebelum pertandingan dimulai, disusul dengan suara siulan dan boo dari kerumunan penonton ketika lagu kebangsaan Israel “Hatikvah” diperdengarkan.
Aksi protes ini tidak hanya terjadi di dalam stadion. Sebanyak 1.500 orang melakukan pawai menuju stadion, menyuarakan bahwa gencatan senjata saja tidak cukup dan menuntut diakhirinya pendudukan Israel. Langkah Asosiasi Sepak Bola Norwegia (NFF) juga mendukung nuansa protes ini. Mereka mengumumkan akan menyumbangkan seluruh keuntungan dari penjualan tiket pertandingan ini kepada organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) yang beroperasi di Gaza. Sebuah sponsor tim juga ikut menyumbang 300.000 euro.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Ancaman Sanksi FIFA atas Pelanggaran Aturan
Aksi protes yang terjadi berpotensi membuat tim Norwegia menghadapi sanksi dari FIFA, badan pengatur sepak bola dunia. Aturan FIFA dengan jelas melarang tampilnya pesan-pesan politik di dalam lapangan sepak bola. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat berujung pada hukuman, yang menurut sejumlah laporan media dapat berupa denda finansial, penutupan sebagian area stadion untuk pertandingan berikutnya, atau bahkan pembatalan pertandingan.
FIFA berprinsip bahwa sepak bola harus menjadi pemersatu dan bukan wadah untuk menyelesaikan masalah geopolitik. Presiden FIFA, Gianni Infantino, menegaskan komitmennya untuk “menggunakan kekuatan sepak bola untuk menyatukan orang-orang di dunia yang terpecah belah.” Dalam konteks ini, aksi pendukung Norwegia dianggap telah melanggar prinsip netralitas yang dijunjung oleh FIFA.
Meskipun gencatan senjata telah berlaku di Gaza, tekanan dari para pendukung untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel dalam dunia sepak bola terus berlanjut. Kelompok aktivis seperti “Game Over Israel” tetap mendesak UEFA untuk menangguhkan keanggotaan Israel. Kemudian menyatakan bahwa genosida adalah “garis merah paling berbahaya” yang tidak bisa dinormalisasi.
Baca Juga: Marcus Rashford Betah Di Barcelona, Enggan Pulang Ke Manchester United
Desakan Sanksi untuk Israel dan Kritik ‘Standar Ganda’
Tekanan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel justru datang dari berbagai pihak, termasuk Asosiasi Sepak Bola Norwegia sendiri. Presiden NFF, Lise Klaveness, secara terbuka menyatakan bahwa Israel seharusnya dilarang dari sepak bola global. Lalu sebagaimana Rusia disanksi setelah menginvasi Ukraina pada 2022. Klaveness menuduh Israel melanggar statuta FIFA dengan mengikutsertakan klub-klub dari permukiman ilegal di Tepi Barat dalam liga domestiknya.
Kritik utama yang dilayangkan adalah adanya “standar ganda” yang diterapkan FIFA. Banyak yang mempertanyakan mengapa FIFA bertindak cepat menangguhkan Rusia, tetapi enggan melakukan hal yang sama terhadap Israel, yang dituduh melakukan genosida oleh para ahli PBB. Mantan kapten Prancis, Eric Cantona, juga secara terbuka mempertanyakan kelambanan FIFA dan UEFA ini.
Desakan untuk menangguhkan Israel tidak hanya berasal dari individu dan kelompok aktivis. Lebih dari 30 pakar hukum internasional dan Pelapor Khusus PBB telah mengirimkan surat kepada UEFA, menyerukan agar Israel ditangguhkan sebagai bagian dari tanggung jawab internasional untuk tidak membantu dalam mempertahankan situasi yang timbul dari pelanggaran hukum yang berat.
Konteks Politik dan Masa Depan
Pertandingan sepak bola ini terjadi dalam konteks yang lebih luas, yaitu seruan untuk menangguhkan Israel dari kompetisi internasional. Pada September 2025, para ahli PBB secara resmi mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan Israel sebagai tim negara. Lalu juga menegaskan bahwa olahraga tidak boleh berjalan “seperti biasa” ketika menghadapi kejahatan seberat genosida. Desakan ini didasari oleh temuan Komisi Penyelidik PBB bahwa Israel memang melakukan genosida di Gaza.
Namun, upaya untuk menangguhkan Israel menghadapi tantangan politik yang besar. Amerika Serikat, tuan rumah bersama Piala Dunia 2026, secara tegas menentang langkah tersebut dan telah berjanji untuk “bekerja sepenuhnya menghentikan segala upaya untuk melarang tim nasional Israel.” Presiden AS Donald Trump juga disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Dengan demikian, ancaman sanksi terhadap Norwegia justru terjadi di tengah tekanan global yang lebih besar terhadap FIFA untuk bertindak adil dan konsisten. Sementara Norwegia menghadapi risiko hukuman karena aksi protes pendukungnya.
FIFA sendiri berada di bawah tekanan untuk mempertanggungjawabkan mengapa Israel tidak dikenai sanksi yang sama seperti negara lain yang melakukan agresi militer. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik footballastro.com.