Setelah kekalahan 1-0 yang mengecewakan dari Arsenal dalam derby London Utara pada 15 September 2024, kapten Tottenham Hotspur, Son Heung-min, menghadapi kritik tajam dari penggemar dan mantan pemain. Dalam wawancara pasca pertandingan, Son mengklaim bahwa Spurs “mendominasi” permainan meskipun hasil akhir menunjukkan sebaliknya. Pernyataan ini memicu kemarahan di kalangan penggemar, yang menyebutnya sebagai “kapten terburuk yang pernah ada” dan “delusional.”
Hasil Pertandingan
Dalam pertandingan yang berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium, Arsenal berhasil meraih kemenangan berkat gol dari Gabriel Magalhaes di babak kedua. Gol tersebut tercipta dari situasi set-piece, yang menjadi masalah berulang bagi Spurs. Meskipun Tottenham menguasai lebih dari 60% penguasaan bola dan menciptakan beberapa peluang, mereka gagal mencetak gol dan menunjukkan ketidakmampuan untuk memanfaatkan keunggulan tersebut.
Reaksi Son Heung-min
Setelah pertandingan, Son memberikan wawancara kepada Sky Sports di mana ia menyatakan, “Kami mendominasi permainan, sepak bola ada di sana, kami hanya kebobolan dari set-piece lagi.” Ia juga menambahkan bahwa tim harus bertanggung jawab untuk meningkatkan performa dan menjadi lebih klinis di depan gawang. Namun, komentar ini tidak diterima dengan baik oleh para penggemar.
Banyak penggemar yang merasa bahwa pernyataan Son tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Salah satu penggemar menanggapi di media sosial, “Ada perbedaan antara mendominasi bola dan mendominasi permainan. Kami jelas tidak terlihat sebagai tim yang lebih baik.” Penggemar lain menambahkan, “Delusional dalam kekalahan.”
Kritik dari Mantan Pemain
Kritik terhadap Son juga datang dari mantan pemain seperti Dean Ashton, yang menyebutkan bahwa kapten Spurs tampak “tidak tertarik” setelah Arsenal mencetak gol. Ashton menyoroti kurangnya intensitas dan urgensi dari Son dalam upaya membalikkan keadaan setelah timnya tertinggal. “Son terlihat sangat tidak tertarik,” katanya. “Ini adalah momen di mana kami membutuhkan pemimpin untuk bangkit.”
Ashton juga mengkritik rekan-rekan setim Son seperti James Maddison dan Dominic Solanke yang tidak mampu memberikan kontribusi signifikan dalam menyerang. Menurutnya, ketidakmampuan para pemain untuk beradaptasi setelah kebobolan menunjukkan masalah mentalitas dalam tim.
Masalah Set-Piece Spurs
Satu masalah utama yang terus menghantui Tottenham adalah kelemahan mereka dalam situasi set-piece. Musim lalu, Spurs kebobolan 16 gol dari set-piece, dan kekalahan melawan Arsenal menambah daftar panjang masalah ini. Pelatih Ange Postecoglou mengakui bahwa mereka telah bekerja keras untuk memperbaiki aspek ini, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Postecoglou juga menghadapi kritik terkait pendekatannya terhadap masalah ini. Ia menyatakan bahwa dia memahami narasi seputar kelemahan set-piece tetapi menegaskan bahwa timnya terus berlatih untuk memperbaiki situasi tersebut.
Kesimpulan
Kekalahan Tottenham dari Arsenal bukan hanya tentang hasil akhir; itu adalah cerminan dari banyak masalah yang harus segera ditangani oleh klub. Kritik terhadap Son Heung-min sebagai kapten menunjukkan betapa pentingnya kepemimpinan di lapangan saat menghadapi tekanan. Dengan awal musim yang buruk dan hanya mengumpulkan empat poin dari empat pertandingan, Spurs perlu segera menemukan solusi untuk kembali ke jalur kemenangan.
Sebagai kapten tim, Son memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin rekan-rekannya dan mengangkat semangat tim dalam situasi sulit ini. Jika tidak, masa depan Tottenham Hotspur di bawah manajer Ange Postecoglou bisa semakin suram.
Simak dan ikuti terus informasi sepak bola liga Inggris ( Premier League ) terbaru secara lengkap hanya diĀ Premier League.