Dalam Laga Timnas Indonesia vs Korut, menyimpan kesan dan drama tersendiri di lapangan, termasuk Mierza Firjatullah dan bek Korea Utara.
Pertandingan Timnas Indonesia ini menyisakan berbagai momen menarik, yang mencerminkan perbedaan kualitas dan pengalaman antara kedua tim. Sekaligus memberikan pelajaran penting bagi pasukan Garuda Muda sebelum tampil di Piala Dunia U-17 2025 nanti. Simak terus informasi menarik dari kami tentang dunia olahraga sepak bola internasional dan tentunya telah kami rangkum di FOOTBALL ASTRO.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Gol Cepat dan Atmosfer yang Tegang
Pertandingan antara Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara U-17 pada babak perempat final Piala Asia U-17 2025 dimulai dengan tensi tinggi dan dominasi dari kubu Korea Utara. Pada menit ketujuh, Choe Song-hun berhasil mencatatkan gol pembuka melalui aksi memanfaatkan tendangan pojok. Memberikan tekanan besar bagi Timnas Indonesia yang baru memulai pertandingan.
Gol cepat ini membuat suasana menjadi tegang karena Timnas Indonesia harus segera mengubah strategi untuk menahan laju serangan lawan yang begitu agresif. Setelah gol pembuka Korea Utara, Timnas Indonesia mencoba bangkit melakukan serangan balasan. Namun, agresivitas dan intensitas pressing ketat dari para pemain Korea Utara membuat permainan Indonesia menjadi sulit berkembang.
Momen menarik lainnya terjadi ketika Mierza Fijatullah, salah satu penyerang andalan Indonesia. Mendapat perlakuan keras dari bek Korea Utara yang sampai “menampol” wajahnya, menunjukkan betapa ketat dan fisik permainan berlangsung sejak awal pertandingan.
Mierza Firjatullah dan Momen Kritis di Lapangan
Mierza Firjatullah menjadi sosok sentral dalam serangan Timnas Indonesia U-17 pada pertandingan melawan Korea Utara U-17. Pada menit ke-9, Indonesia mengandalkan flank kanan untuk menyerang dan bola dioper panjang kepada Mierza yang berusaha menembus pertahanan lawan. Namun, Mierza langsung mendapatkan pengawalan ketat dari dua pemain belakang Korea Utara. Termasuk bek nomor lima yang secara sengaja memberikan tekanan fisik keras kepada Mierza dengan ‘menampol’ wajahnya.
Wasit memberikan pelanggaran namun tak mengeluarkan kartu kuning, menunjukkan betapa agresifnya perlawanan yang diterima pemain Timnas Indonesia tersebut. Meski mendapat tekanan keras, Mierza sempat memberikan ancaman nyata melalui beberapa peluang. Pada menit ke-14, setelah bola dicuri di lini tengah oleh Zahaby Gholy yang kemudian mengoper ke Mierza. Pemain muda Indonesia ini membawa bola ke kotak penalti dan melepaskan tembakan mendatar yang hampir menghasilkan gol.
Sayangnya, usaha tersebut masih mampu dihalau kiper lawan sehingga tidak membuahkan hasil. Momen ini menggambarkan bahwa Mierza tetap menjadi harapan dalam membangun serangan Timnas Indonesia meski dia mendapatkan penjagaan sangat ketat sepanjang pertandingan.
Baca Juga: Mohamad Kusnaeni Angkat Bicara Soal Kalahnya Indonesia dari Korut
Dominasi Korea Utara dan Tambahan Gol yang Membahana
Memasuki babak kedua, Korea Utara U-17 semakin memperlihatkan dominasinya atas Timnas Indonesia U-17. Hanya tiga menit setelah kickoff babak kedua, Ri Kyong-bong berhasil menambah keunggulan menjadi 3-0 setelah menyambar umpan silang dari sisi kiri. Gol cepat ini semakin membuat mental pemain Indonesia runtuh dan mempertegas betapa sulitnya mereka menghadapi tekanan fisik dan taktik yang diterapkan oleh tim lawan.
Tidak lama berselang, Timnas Indonesia harus menghadapi situasi sulit setelah mendapatkan penalti akibat handball yang dilakukan oleh I Putu Panji di dalam kotak terlarang. Kim Tae-guk tampil sebagai eksekutor penalti dan berhasil menjalankan tugasnya dengan sempurna, membawa Korea Utara unggul 4-0.
Hanya dalam waktu satu menit, giliran Ri Kang-rim yang memperlebar jarak skor lewat serangan balik cepat yang berhasil melewati pertahanan Indonesia. Menandakan betapa efektif dan berbahayanya serangan tim Korea Utara.
Dukungan dan Harapan untuk Masa Depan
Meski perjalanan Indonesia di Piala Asia U-17 berakhir di perempat final, tim ini tetap berhasil mencapai target utama, yakni lolos ke Piala Dunia U-17 2025, dan menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di ajang tersebut. Rasa syukur dan semangat untuk terus berkembang menjadi pesan utama dari tim dan pelatih.