Inter Milan menghadapi realitas finansial yang kompleks yang membatasi kemampuan mereka untuk membeli pemain mahal.
Situasi ini merupakan hasil dari berbagai faktor, termasuk dampak pandemi COVID-19, perubahan kepemilikan, dan kebutuhan untuk mematuhi peraturan Financial Fair Play (FFP). Meskipun demikian, klub tetap berupaya untuk membangun skuad yang kompetitif melalui strategi transfer yang cerdas dan berkelanjutan. Jika anda tertarik dengan berita sepak bola internasional yang pastinya telah dirangkum untuk anda kunjungi, hanya di FOOTBALL ASTRO.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Dampak Pandemi dan Krisis Finansial
Pandemi COVID-19 memberikan pukulan berat bagi keuangan Inter Milan, seperti halnya bagi banyak klub sepak bola lainnya di seluruh dunia. Penurunan pendapatan akibat pertandingan tanpa penonton, gangguan operasional, dan ketidakpastian ekonomi menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Pada tahun fiskal yang berakhir Juni 2021, Inter Milan mencatat kerugian sebesar €246 juta, angka yang sangat besar yang memaksa klub untuk mengambil langkah-langkah drastis.
Untuk mengatasi krisis keuangan ini, Inter Milan terpaksa menjual beberapa pemain kunci dengan harga tinggi, seperti Achraf Hakimi dan Romelu Lukaku pada musim panas 2021. Langkah ini memang membantu menyeimbangkan neraca keuangan klub, tetapi juga berdampak pada kekuatan skuad. Selain itu, klub juga melakukan pemangkasan anggaran gaji untuk mengurangi beban finansial.
Perubahan Kepemilikan dan Kebijakan Finansial
Pada Mei 2024, kepemilikan Inter Milan beralih dari Suning Group ke Oaktree Capital Management. Perubahan ini terjadi setelah Suning gagal membayar kembali pinjaman sebesar €395 juta yang diberikan oleh Oaktree pada tahun 2021. Oaktree, sebagai pemilik baru, memiliki pendekatan yang lebih hati-hati dan berkelanjutan terhadap pengelolaan keuangan klub.
Oaktree Capital menargetkan anggaran yang seimbang untuk Inter Milan pada tahun fiskal 2024-2025. Untuk mencapai tujuan ini, mereka berfokus pada peningkatan pendapatan komersial, pengelolaan biaya yang efisien, dan investasi yang cerdas dalam pemain muda dengan potensi tinggi. Pendekatan ini berbeda dengan era Suning, di mana klub cenderung melakukan pembelian pemain mahal dengan harapan meraih kesuksesan instan.
Baca Juga: Ruben Amorim Akui Manchester United Perlu Banyak Berbenah
Kondisi Keuangan Terkini dan Prospek Masa Depan
Inter Milan telah membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi masalah keuangan mereka di bawah kepemilikan Oaktree Capital. Kehadiran Oaktree Capital membawa fokus baru pada stabilitas keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan Financial Fair Play (FFP). Terbaru, laporan keuangan Inter menunjukkan adanya peningkatan pendapatan dan penurunan kerugian yang signifikan.
Saat ini, Inter Milan menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat, dengan berkurangnya kerugian dari €246 juta menjadi hanya €36 juta. Hal ini didukung oleh pendapatan yang mencapai rekor tertinggi, yaitu €470 juta. Sponsor baru dengan Betsson Sport juga meningkatkan pendapatan klub, dengan kesepakatan yang dilaporkan bernilai €30 juta per tahun, 50% lebih tinggi dari kesepakatan sebelumnya dengan Paramount+. Kontrak biaya sponsorship untuk musim 2024/25 telah mencapai €97 juta, meningkat €19 juta dibandingkan musim sebelumnya.
Meskipun masih memiliki utang yang cukup besar, prospek keuangan Inter Milan terlihat stabil. Oaktree Capital telah menyuntikkan modal sebesar €47 juta, menunjukkan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada pendanaan utang. Dengan manajemen yang lebih prudent dan fokus pada pengembangan pemain muda, Inter Milan memiliki peluang untuk membangun klub yang lebih berkelanjutan dan sukses dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Inter Milan menghadapi tantangan finansial yang signifikan yang membatasi kemampuan mereka untuk membeli pemain mahal. Namun, dengan kepemilikan baru, strategi transfer yang cerdas, dan fokus pada keberlanjutan finansial, klub berada di jalur yang benar untuk mencapai stabilitas jangka panjang. Meskipun mungkin membutuhkan waktu, Inter Milan memiliki potensi untuk kembali menjadi kekuatan dominan di sepak bola Italia dan Eropa.